INGAT ETIKA, JAUHI MAKAN ALA SI WARU


Sebagai muslim, ketika makan, kita diajari makanan dipastikan halal dzatnya, halal cara mendapatkannya, menggunakan tangan kanan, memulai makan dengan kalimat _basmallah_ dan mengakhirinya dengan _hamdallah_.

Dari kegiatan makan secara beretika itu, kita mendapat manfaat lahir dan batin sekaligus. Manfaat lahir berupa rasa kenyang, rasa lezat, kuat dan sehat badan. Sedangkan manfaat batin berupa tercapainya keberkahan dan rasa syukur terhadap Dzat Maha Pencipta yang telah menciptakan kita. Juga menciptakan bahan-bahan makanan tersebut yang kemudian Ia karuniakan kepada kita.

Bagi yang tidak beretika, makan hanyalah kegiatan untuk tercapai manfaat lahir. Adapun manfaat batin tiada diperdulikannya. Tidak penting apakah dzat makanannya halal atau tidak, didapat dari cara halal atau tidak, menggunakan tangan kanan atau kiri, bahkan merapal _basmallah_ serta _hamdallah_ atau tidak. 

Itulah makan ala si Waru yang tidak beretika. Baginya, selagi uang cukup, tujuan memperoleh manfaat kenyang, lezat, sehat dan kuat badan mudah dilakukan. Soal keberkahan dan rasa syukur tidak penting.

Inilah model berpikir sekular yang sudah usang. Padahal sudah terbukti, tanpa manfaat batin, segala pencapaian lahir tidaklah membawa kebahagiaan. Sebagaimana hal itu telah dialami sebagai kehampaan batin masyarakat modern-sekular.

Bagaimana dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim?Terkait konteks pilpres dan pileg, dengan logika yang sama, apakah tujuan asal menang sebagai prioritas utama dan soal etika tidak penting akan menjadi identitas masyarakat Indonesia ke depan?Akankah pikiran selagi uang cukup, apapun tujuan bisa tercapai,  termasuk duduk di kursi kekuasaan? 

Tidak diragukan, itu bisa tercapai. Namun, jangan lupa, cara tidak beretika selamanya tidak akan membawa kemuliaan. Lebih dari itu, angan-angan menerima keberkahan dari Allah SWT Dzat Maha Pemilik Segala Kekuasaan Langit dan Bumi hanyalah fantasi si Waru belaka.

_Wallaahu A'lam Bissowab_.

Bogor, Selasa 3 Sya'ban 1445 H/13 Februari 2024 M

Ustadz M. Ridwan Hilmi

Berlangganan Informasi Kami :

0 Response to "INGAT ETIKA, JAUHI MAKAN ALA SI WARU"

Posting Komentar